Monday, April 13, 2015

Adab Muslim Kepada Saudaranya Sesama Muslim

persaudaraan islam

  • Dari Abu Musa ra., ia berkata, Rasulullah Saw bersabda; “orang mukmin dengan mukmin yang lain bagaikan satu bangunan, satu bagian dengan yang lain saling mengokohkan”. Sambil memperagakan dengan menyusupkan jari-jemarinya”.


  • Dari Nu’man bin Basyir ra., ia berkata, Rasulullah Saw bersabda; “perumpamaan orang yang beriman yang saling mencintai dan saling menyayangi serta saling mengasihi bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota menderita sakit, maka yang lain ikut merasakan hingga tidak bisa tidur dan merasa demam”.


  • Dari Ibnu Umar ra., ia berkata, Rasulullah Saw bersabda, “sesama muslim itu bersaudara. Karena itu jangan menganiaya dan mendiamkannya. Siapa saja yang memperhatikan kepentingan saudaranya, maka Allah akan memperhatikan kepentingannya. Siapa saja yang melapangkan satu kesulitan terhadap sesame muslim, maka Allah akan melapangkan satu kesulitan dari beberapa kesulitan di hari kiamat. Dan siapa saja yang menutupi kejelekan orang lain, maka Allah akan menutupi kejelekannya di hari kiamat.”


  • Dari Anas ra., ia berkata, Rasulullah Saw bersabda; “tidaklah dianggap sempurna iman seseorang, sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri”.


  • Dari Anas ra., ia berkata, Rasulullah Saw bersabda; “Tolonglah saudaramu yang berbuat aniaya dan yang teraniaya”. Kemudian ada yang bertanya, “wahai Rasulullah, saya menolongnya jika teraniaya, lalu bagaimana saya menolongnya jika ia berbuat aniaya?”. Beliau menjawab, “kamu cegah atau kamu larang dia dari berbuat aniaya. Demikianlah cara menolongnya”.


  • Dari Abu Umarah Al Barra bin Azib ra., ia berkata; “Rasulullah Saw menyuruh dan melarang kami dalam tujuh hal. Yaitu, beliau menyuruh kami untuk menjenguk orang yang sakit, mengiring jenazah, menjawab orang yang bersin ketika mengucapkan Alhamdulillah, menepati sumpah, menolong orang yang teraniaya, mendatangi undangan dan menyebarluaskan salam. Kemudian Beliau melarang kami dari memakai cincin emas, minum dari bejana perak, memuji-muji keledai, bersikap keras, mengenakan kain sutra tipis maupun yang tebal”.